Wednesday, January 29, 2025

Lomba Resensi - Sewindu Bincang Buku

Astrofisika untuk Orang Sibuk, Cara Neil deGrasse Tyson Ajak Kita Terus Belajar dan Melek Pemahaman Prinsip Dasar Alam Semesta

(Buku Astrofisika untuk Orang Sibuk karya Neil deGrasse Tyson - Dokumentasi Pribadi)

      Ada seorang penulis kenamaan Indonesia yang pernah membeberkan sedikit tipsnya saat akan mulai menulis. Ia mengemukakan bahwa saat akan menulis fiksi, ia justru akan membaca buku nonfiksi. Buku pengetahuan apapun yang bisa saja tidak ada sangkut pautnya dengan cerita fiksi yang akan ia kerjakan. Dari penuturannya itu, perlulah sedikit digali alasannya. Ternyata, membaca buku nonfiksi membantunya menyegarkan pikiran. Berfokus pada sesuatu yang ilmiah, dan sejenak mengesampingkan urusan sehari-hari. Meskipun beliau mengatakan bahwa itu adalah cara uniknya yang mungkin tidak berlaku bagi orang lain.

Kemudian, terbitlah sebuah buku berjudul Astrofisika untuk Orang Sibuk yang ditulis oleh Neil deGrasse Tyson. Dari judulnya saja, bolehlah kita berekspektasi bahwa isinya akan cukup sederhana, menuturkan astrofisika dengan bahasa orang awam namun setelah selesai membaca, mereka akan kenyang akan pengetahuan. Buku ini langsung mengingatkan pada alasan penulis di atas.

Pada prakatanya, Neil deGrasse Tyson mengemukakan bahwa buku ini cocok bagi pembaca yang mencari pengantar singkat dan bermakna pada bidang sains dan alam semesta. Singkatnya, membantu pembaca memahami dasar atas segala gagasan dan penemuan besar yang mendukung pemahaman modern kita atas alam semesta ini.

Tujuan mulia tersebut bisa kita pahami sebagai upaya untuk membuat manusia dewasa ini tetap melek terhadap pemahaman dasar mengenai alam semesta, sekaligus melatih kembali pemikiran logis kita. Misalnya saja pemahaman tentang bagaimana sains menjelaskan alam semesta ini tercipta dengan mempelajari aktivitas kehidupan sebuah bintang dan galaksi.

Buku Astrofisika untuk Orang Sibuk ini diterbitkan pertama kali pada tahun 2017 dengan judul asli Astrophysics for People In A Hurry, dan diterbitkan Gramedia Pustaka Utama setahun kemudian dalam Bahasa Indonesia. Berisi 12 bab penuh daging yang siap membuat pembaca mengunyah setiap kalimat demi kalimatnya, sambil meresapi dan memahami kedalaman pengetahuan yang disuguhkan sang penulis.

Meskipun begitu, pembaca bisa saja cukup dibuat sedikit pusing pada 1 atau 2 bab awal buku ini. Mengingat pembukaan atau penjelasan awalnya sangat terperinci pada sesuatu yang sulit dan bahkan abstrak untuk dibayangkan, yakni awal mula terbentuknya alam semesta melalui teori paling terkenal, Ledakang Besar (The Big Bang Theory). Saking rincinya, bersiaplah untuk tenggelam dalam imajinasi untuk membayangkan bagaimana wujud semesta pada satu detik hingga dua menit awal terciptanya

Barulah kemudian selanjutnya, pembaca akan mulai mengenal beberapa nama yang familier, misalnya seperti Sir Isaac Newton, hingga wahana antariksa legedaris Voyager 1 dan 2. Kebanyakan pengetahuan dasar astronomi dan fisika ini telah didapatkan pada bangku sekolah mulai SMP dan SMA. Namun Neil deGrasse Tyson tentu tidak akan mengulang pelajaran tersebut di buku ini, sebaliknya ia menjelaskan rincian-rincian baru yang membuat pikiran kita semakin terbuka dan tercerahkan. Mengingat kembali, memahami kembali, sampai menambahkan informasi baru, dan menumpuknya menjadi satu bentuk utuh dalam pikiran kita.

Tak lupa, sang penulis dengan segala kerendahan hatinya juga memuji para ilmuwan terdahulu atas kerja keras dan dedikasinya terhadap perkembangan ilmu pengetahuan sampai bisa kita dapatkan saat ini. Misalnya saja pujian akan kekagumannya terhadap perhitungan dan prediksi para ilmuwan yang tepat sasaran,  “Dekatnya prediksi mereka dengan jawaban yang benar adalah suatu prestasi mengagumkan bagi wawasan manusia.”

Pentingnya pemahaman juga akan menuntun kita pada pemberian definisi yang tepat dan tak berbelit-belit. Misalnya saja pengertian tentang materi gelap. Materi gelap adalah benda misterius yang punya gravitasi tapi tidak berinteraksi dengan cahaya dalam cara apapun yang diketahui. Apakah objek yang dimaksud? Ya, lubang hitam (black hole). Salah satu adegan film paling memorable yang menyertakan lubang hitam ada pada film Interstellar.

Pada bab-bab selanjutnya, akan ada banyak istilah yang semakin populer bagi semua orang. Misalnya saja tentang supernova, tahun cahaya, hingga penjelasan seberapa luas dan jauhnya alam semesta tempat kita tinggal ini. Ilmuwan populer macam Albert Einstein juga tak lupa dibahas pada buku ini, tentu saja mengenai teori relativitasnya. Di mana ada massa, di situ ada gravitasi. Di mana ada gravitasi, di situ ada ruang yang melengkung. Dan di mana ada ruang melengkung, di situ bisa terbentuk sesuatu mirip lensa kaca biasa yang mengubah jalur cahaya yang melewatinya.

Saling terkait dan berkesinambungan antara satu teori dengan teori lainnya. Menjalin untaian pemahaman dasar tentang alam semesta.

Kesimpulannya, buku ini bisa disebut sebagai buku lanjutan umum dari pelajaran sains yang telah diterima di bangku sekolah. Ketebalannya yang tak sampai 200 halaman ini sudah cukup dan begitu berisi, sehingga bisa dibaca siapapun yang ingin tetap melek dan menjaga kewarasannya terhadap ilmu pengetahuan, terutama yang berkaitan dengan alam semesta. ***

Astrofisika untuk Orang Sibuk karya Neil deGrasse Tyson

Penerbit                     : Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit             : Cetakan ketiga Agustus 2019

Tebal                          : 131 halaman

Alih Bahasa                : Zia Anshor

Desain Sampul           : Pete Garceau

ISBN                            : 978-602-06-1632-2

 

No comments:

Post a Comment